Kamis, 20 November 2014

PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (PPD)



PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

logo_small.gif
 





WIDIA YULI HERNI
1200590
R 14

Dosen  Pembimbing  :  Dra. Khairanis, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
A.    Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, maka setiap individu sebagai organisme membutuhkan belajar, karena belajar juga merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan anak. Belajar dan perkembangan dua kata yang berbeda satu sama lain. belajar merupakan pertumbuhan-pertumbuhan yang terjadi pada setiap individu, sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha yang dirancang untuk membuat agar belajar menjadi baik.
Belajar adalah perubahan pengetahuan atau prilaku sebagai hasil dari pengalaman, yang terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungan ( Kartadinata, 1999). Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dan informasi (Arbi, 1992).
Dengan membaca kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : dengan belajar terjadi perubahan-perubahan tingkah laku yang kurang baik menjadi baik, dari yang belum mengerti menjadi lebih mengerti. Tuntutan belajar sangat diharapkan terutama dalam menghadapi tantangan baru yang terjadi dalam kehidupan. Dengan belajar terjadi perubahan pandangan prilaku, keterampilan, persepsi dan motivasi.
Gagne 1947 (dalam Natawijaya, 1992:74) mengatakan, rangkaian mata rantai belajar terdiri dari 8 faseperubahan, yaitu :
1.      Perubahan dalam pemahaman
2.      Perubahan dalam motivasi
3.      Perubahan dalam penerimaan
4.      Perubahan dalam penyimpanan dan mengingat kembali
5.      Perubahan dalam generalisasi
6.      Perubahan dalam penampilan
7.      Perubahan dalam penguatan
8.      Perubahan dalam keterampilan


B.     Prinsip-prinsip Belajar
Arbi (1992) mengemukakan prinsip-prinsip belajar itu, terdiri dari :
1.      Belajar berdasarkan keseluruhan
Prinsip ini menjelaskan bahwa untuk memperoleh hasil yang baik keseluruhan aspek pisik dan psikis serta sosial perlu dilibatkan.
2.      Belajar berkat pemahaman
Dalam belajar perlu pemahaman dengan memperoleh hasil yang baik, bukan hanya menghafal fakta-fakta dan defenisi yang ada.

3.      Belajar berdasarkan pengalaman
Seseorang yang belajar dari pengalaman, akan lebih berkesan/bermakn, karena pengalaman lebih berarti bagi seseorang dalam kehidupan, tetapi perlu diperbaharui.
4.      Belajar adalah suatu proses perkembangan
Belajar adalah untuk memperbaiki perkembangan individu. Proses belajar hendaknya disesuaikan dengan proses perkembangan yang terjadi.
5.      Belajar adalah proses kontiniu
Belajar tidak ada batas tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hayat seseorang liflang education.
6.      Belajar akan lebih berhasil apabila dikembangkan dengan minat, keinginan, dan tujuan anak.

C.    Ciri-ciri Belajar
1.      Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi secara terus-menerus.
2.      Belajar adalah perbuatan dasar, karena itu peristiwa belajar mempunyai tujuan.
3.      Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual
4.      Belajar menghasilkan perubahan yang bersifat menyeluruh, seperti perubahan etika, sikap, moral dan kecakapan maupun keterampilan.
5.      Belajar adalah proses interaksi. Terjadinya hasil belajar dengan adanya interaksi seseorang dengan orang lain, seperti interaksi guru dengan murid, murid dengan murid, dll.

D.    Unsur-unsur Belajar
1.      Tujuan yang ingin dicapai.
Di balik tingkah laku belajar ada unsur keinginan, harapan, dan  tujuan  yang ingin dipenuhi.
2.      Pola respon dan kemampuan yang dimiliki atau kesiapan.
Setiap individu memiliki pola yang dapat digunakan saat menghadapi situasi belajar. Setiap individu mempunyai cara tersendiri untuk merespon lingkungannya.
3.      Situasi belajar.
Yang dimaksud dengan situasi belajar disini adalah benda, orang dan symbol yang ada di lingkungan belajar.
4.      Penafsiran situasi sebelum berbuat.
Individu dihadapkan pada situasi memilih melalui proses penafsiran situasi yang dihadapinya.
5.      Reaksi atau respon.
Respon merupakan kegiatan atau kesiapan internal untuk berbuat. Respon dapat berbentuk kata-kata, dapat pula berbentuk gerakan, perbuatan, kegiatan atau meningkatnya ketegangan dalam diri individu.
6.      Reaksi terhadap kegagalan.
Sekiranya individu gagal mencapai tujuannya, mungkin akan tumbuh kekecewaan pada dirinya,sehingga tidak mau mencobanya lagi. Akan tetapi ada kalanya individu yang gagal, akan mengadakan interprestasi baru dengan menyesuaikan pada tuntutan lingkungan.

E.     Jenis-jenis Belajar
Gagne 1970 (dalam Mudyahardjo, 1992 : 37) mengemukakan 8 tipe jenis-jenis belajar, yaitu :
1.      Belajar tanda-tanda.
Merupakan kegiatan belajar yang paling sederhana, sebab hanya melibatkan penggunaan keterampilan atau penguasaan akan tanda-tanda. Anak-anak pada masa bayi dan kanak-kanak banyak melakukan proses belajar. Anak yang baru mengenal radio akan mulai mengenalnya melalui tanda-tanda : bentuknya, warnanya, besarnya, bahannya, bunyinya, dll.
2.      Belajar stimulus respon
Adalah kegiatan belajar yang berbentuk menjalin hubungan antara suatu rangsangan dengan respon atau jawaban.
3.      Rangakaian kegiatan.
1.      Suatu perbuatan atau kegiatan berisi suatu rangkaian kegiatan. Belajar hubungan verbal, dimulai dengan mengenal hubungan antara sebuah benda dengan namanya, kemudian hubungan antara nama dengan nama yang lain, nama dengan konsep (contoh : bunga indah ), akhirnya hubungan konsep dengan konsep (contoh : mencuri itu jahat).
2.      Belajar membedakan, sebenarnya berisi pengenalan ciri-ciri atau sifat-sifat sesuatu.
3.      Belajar konsep. Kalau kelima tipe belajar di atas lebih berkenaan dengan hal-hal yang konkret (belajar konkret), maka mulai belajar konsep, tipe belajar ini bersifat abstrak.
4.      Belajar aturan atau hukum-hukum, dimulai dengan aturan sederhana, yang dialami di rumah dan di sekolah.
5.      Belajar pemecahan masalah. Tahap belajar yang paling tinggi menurut Gagne adalah belajar pemecahan masalah. Kegiatan belajar pemecahan masalah meliputi lima langkah, yaitu:
a.       Mengidentifikasi masalah
b.      Merumuskan dan membatasi masalah
c.       Menyusun pertanyaan-pertanyaan
d.      Mengumpulkan data
e.       Merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan
F. Bentuk-bentuk Hasil Belajar
Gagne (dalam Hasibuan, 1998: 5) mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan bentuk hasil belajar, yaitu:
1.      Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan scolastik.
2.      Strategi kognitif dan berpikir seseorang di dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3.      Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4.      Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, seperti menulis, mengetik, menggambar, dan lain-lain.
5.      Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang dalam bertingkah laku terhadap orang lain, barang atau kejadian.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
1.      Faktor internal (dalam diri anak)
a.       Kematangan untuk belajar
Kematangan untuk belajar ada kaitannya dengan pertumbuhan biologis. Misalnya anak yang belum matang untuk berjalan, bila dipaksa maka kaki si anak akan berbentuk “O”
b.      Kemampuan
Seseorang yang punya kemampuan tinggi akan lebih cepat proses belajarnya, dan sebaliknya.
c.       Kesehatan
Seseorang anak yang sering sakit, maka akan terganggu terhadap proses dalam menerima pelajaran.

2.      Faktor eksternal
a.       Suasana ditempat belajar
Seseorang akan senang belajar di tempat bersih dan nyaman. Kelas yang bersih dan ditata dengan rapi akan meningkatkan semangat dan kegairahan dalam belajar.

b.      Pelatihan
Pelatihan dalam arti psikologis berarti pengulangan respon sewaktu terjadinya rangsangan atau stimulus.
c.       Penguatan
Penguatan terhadap respons yang diberikan siswa kepada suatu stimulus pembelajaran merupakan upaya yang efektif untuk mencapai keberhasilan belajar dan pembelajaran.




















Daftar pustaka

Arbi, Zanti, dkk. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Depdikbud.

Hasibuan, J.J. Moedjiono. 1997. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kartadinata, Sunaryo, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarata: Depdikbud.

Natawijaya, Rochman. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar