PROSES
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
![]() |
WIDIA YULI HERNI
1200590
R 14
Dosen
Pembimbing : Dra.
Khairanis, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PROSES
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
A.
Hakikat
Belajar dan Pembelajaran
Dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak, maka setiap individu sebagai organisme
membutuhkan belajar, karena belajar juga merupakan kebutuhan dasar bagi
perkembangan anak. Belajar dan perkembangan dua kata yang berbeda satu sama
lain. belajar merupakan pertumbuhan-pertumbuhan yang terjadi pada setiap
individu, sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha yang dirancang untuk
membuat agar belajar menjadi baik.
Belajar adalah
perubahan pengetahuan atau prilaku sebagai hasil dari pengalaman, yang terjadi melalui
interaksi antara individu dengan lingkungan ( Kartadinata, 1999). Belajar
adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dan informasi (Arbi,
1992).
Dengan membaca
kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : dengan belajar terjadi
perubahan-perubahan tingkah laku yang kurang baik menjadi baik, dari yang belum
mengerti menjadi lebih mengerti. Tuntutan belajar sangat diharapkan terutama
dalam menghadapi tantangan baru yang terjadi dalam kehidupan. Dengan belajar
terjadi perubahan pandangan prilaku, keterampilan, persepsi dan motivasi.
Gagne 1947
(dalam Natawijaya, 1992:74) mengatakan, rangkaian mata rantai belajar terdiri
dari 8 faseperubahan, yaitu :
1. Perubahan
dalam pemahaman
2. Perubahan
dalam motivasi
3. Perubahan
dalam penerimaan
4. Perubahan
dalam penyimpanan dan mengingat kembali
5. Perubahan
dalam generalisasi
6. Perubahan
dalam penampilan
7. Perubahan
dalam penguatan
8. Perubahan
dalam keterampilan
B.
Prinsip-prinsip
Belajar
Arbi (1992) mengemukakan
prinsip-prinsip belajar itu, terdiri dari :
1. Belajar
berdasarkan keseluruhan
Prinsip
ini menjelaskan bahwa untuk memperoleh hasil yang baik keseluruhan aspek pisik
dan psikis serta sosial perlu dilibatkan.
2. Belajar
berkat pemahaman
Dalam
belajar perlu pemahaman dengan memperoleh hasil yang baik, bukan hanya
menghafal fakta-fakta dan defenisi yang ada.
3. Belajar
berdasarkan pengalaman
Seseorang
yang belajar dari pengalaman, akan lebih berkesan/bermakn, karena pengalaman
lebih berarti bagi seseorang dalam kehidupan, tetapi perlu diperbaharui.
4. Belajar
adalah suatu proses perkembangan
Belajar
adalah untuk memperbaiki perkembangan individu. Proses belajar hendaknya
disesuaikan dengan proses perkembangan yang terjadi.
5. Belajar
adalah proses kontiniu
Belajar
tidak ada batas tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hayat seseorang liflang
education.
6. Belajar
akan lebih berhasil apabila dikembangkan dengan minat, keinginan, dan tujuan
anak.
C.
Ciri-ciri
Belajar
1. Belajar
menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi secara
terus-menerus.
2. Belajar
adalah perbuatan dasar, karena itu peristiwa belajar mempunyai tujuan.
3. Belajar
terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual
4. Belajar
menghasilkan perubahan yang bersifat menyeluruh, seperti perubahan etika,
sikap, moral dan kecakapan maupun keterampilan.
5. Belajar
adalah proses interaksi. Terjadinya hasil belajar dengan adanya interaksi
seseorang dengan orang lain, seperti interaksi guru dengan murid, murid dengan
murid, dll.
D.
Unsur-unsur
Belajar
1. Tujuan
yang ingin dicapai.
Di
balik tingkah laku belajar ada unsur keinginan, harapan, dan tujuan
yang ingin dipenuhi.
2. Pola
respon dan kemampuan yang dimiliki atau kesiapan.
Setiap
individu memiliki pola yang dapat digunakan saat menghadapi situasi belajar.
Setiap individu mempunyai cara tersendiri untuk merespon lingkungannya.
3. Situasi
belajar.
Yang
dimaksud dengan situasi belajar disini adalah benda, orang dan symbol yang ada
di lingkungan belajar.
4. Penafsiran
situasi sebelum berbuat.
Individu
dihadapkan pada situasi memilih melalui proses penafsiran situasi yang
dihadapinya.
5. Reaksi
atau respon.
Respon
merupakan kegiatan atau kesiapan internal untuk berbuat. Respon dapat berbentuk
kata-kata, dapat pula berbentuk gerakan, perbuatan, kegiatan atau meningkatnya
ketegangan dalam diri individu.
6. Reaksi
terhadap kegagalan.
Sekiranya
individu gagal mencapai tujuannya, mungkin akan tumbuh kekecewaan pada
dirinya,sehingga tidak mau mencobanya lagi. Akan tetapi ada kalanya individu
yang gagal, akan mengadakan interprestasi baru dengan menyesuaikan pada
tuntutan lingkungan.
E.
Jenis-jenis
Belajar
Gagne 1970 (dalam Mudyahardjo, 1992
: 37) mengemukakan 8 tipe jenis-jenis belajar, yaitu :
1. Belajar
tanda-tanda.
Merupakan
kegiatan belajar yang paling sederhana, sebab hanya melibatkan penggunaan
keterampilan atau penguasaan akan tanda-tanda. Anak-anak pada masa bayi dan
kanak-kanak banyak melakukan proses belajar. Anak yang baru mengenal radio akan
mulai mengenalnya melalui tanda-tanda : bentuknya, warnanya, besarnya,
bahannya, bunyinya, dll.
2. Belajar
stimulus respon
Adalah
kegiatan belajar yang berbentuk menjalin hubungan antara suatu rangsangan
dengan respon atau jawaban.
3. Rangakaian
kegiatan.
1. Suatu
perbuatan atau kegiatan berisi suatu rangkaian kegiatan. Belajar hubungan
verbal, dimulai dengan mengenal hubungan antara sebuah benda dengan namanya,
kemudian hubungan antara nama dengan nama yang lain, nama dengan konsep (contoh
: bunga indah ), akhirnya hubungan konsep dengan konsep (contoh : mencuri itu
jahat).
2. Belajar
membedakan, sebenarnya berisi pengenalan ciri-ciri atau sifat-sifat sesuatu.
3. Belajar
konsep. Kalau kelima tipe belajar di atas lebih berkenaan dengan hal-hal yang
konkret (belajar konkret), maka mulai belajar konsep, tipe belajar ini bersifat
abstrak.
4. Belajar
aturan atau hukum-hukum, dimulai dengan aturan sederhana, yang dialami di rumah
dan di sekolah.
5. Belajar
pemecahan masalah. Tahap belajar yang paling tinggi menurut Gagne adalah
belajar pemecahan masalah. Kegiatan belajar pemecahan masalah meliputi lima
langkah, yaitu:
a. Mengidentifikasi
masalah
b. Merumuskan
dan membatasi masalah
c. Menyusun
pertanyaan-pertanyaan
d. Mengumpulkan
data
e. Merumuskan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan
F. Bentuk-bentuk Hasil Belajar
Gagne (dalam Hasibuan, 1998: 5) mengemukakan lima
macam kemampuan manusia yang merupakan bentuk hasil belajar, yaitu:
1. Keterampilan
intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan
scolastik.
2. Strategi
kognitif dan berpikir seseorang di dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk
kemampuan memecahkan masalah.
3. Informasi
verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4. Keterampilan
motorik yang diperoleh di sekolah, seperti menulis, mengetik, menggambar, dan
lain-lain.
5. Sikap
dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki
seseorang dalam bertingkah laku terhadap orang lain, barang atau kejadian.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
1. Faktor
internal (dalam diri anak)
a. Kematangan
untuk belajar
Kematangan untuk
belajar ada kaitannya dengan pertumbuhan biologis. Misalnya anak yang belum matang
untuk berjalan, bila dipaksa maka kaki si anak akan berbentuk “O”
b. Kemampuan
Seseorang yang punya
kemampuan tinggi akan lebih cepat proses belajarnya, dan sebaliknya.
c. Kesehatan
Seseorang anak yang
sering sakit, maka akan terganggu terhadap proses dalam menerima pelajaran.
2. Faktor
eksternal
a. Suasana
ditempat belajar
Seseorang akan senang
belajar di tempat bersih dan nyaman. Kelas yang bersih dan ditata dengan rapi
akan meningkatkan semangat dan kegairahan dalam belajar.
b. Pelatihan
Pelatihan dalam arti psikologis
berarti pengulangan respon sewaktu terjadinya rangsangan atau stimulus.
c. Penguatan
Penguatan terhadap respons yang
diberikan siswa kepada suatu stimulus pembelajaran merupakan upaya yang efektif
untuk mencapai keberhasilan belajar dan pembelajaran.
Daftar pustaka
Arbi, Zanti, dkk. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Depdikbud.
Hasibuan, J.J. Moedjiono. 1997. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kartadinata, Sunaryo, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarata:
Depdikbud.
Natawijaya, Rochman. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud.