MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
ASAS-ASAS
PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
OLEH:
WIDIA YULI HERNI (1200590)
DOSEN
PEMBIMBING: Dra. ZAIYASNI, S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pengantar pendidikan yang
berjudul “Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”
ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah ikut membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada
dosen pembimbing yaitu Dra. Zaiyasni, S.Pd, M.Pd
yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif untuk penyempurnaan
makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca. Aamiin.
Padang, 25 Oktober 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
II.
PEMBAHASAN
A.
Asas Pokok Pendidikan
1.
Asas Tut Wuri
Handayani
2.
Asas Belajar
Sepanjang Hayat
3.
Kemandirian dalam
Belajar
B.
Penerapan Asas
Pendidikan (di sekolah dan luar sekolah) dewasa ini
1.
Keadaan yang
Ditemui
2.
Permasalahan yang
Dihadapi
3.
Pengembangan
Penerapan Azas-azas Pendidikan
III.
PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu
dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi
cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak
langsung
pada bidang norma
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang
berpendidikan dan kurang terampil,
terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global,
serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Hal ini
membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang
memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada
peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Pendidikan sebagai usaha sadar
yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah asas-asas tertentu. Asas-asas tersebut sangat
penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia
dan masyarakat bangsa tertentu. Khusus untuk
pendidikan di Indonesia,
terdapat sejumlah asas pendidikan
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Di antara sejumlah asas tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga buah asas
yaitu asas tut wuri handayanai, asas kemandirian dalam belajar dan asas belajar
sepanjang hayat. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya
pendidikan, baik masa kini maupun masa depan.
b.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan asas Tut Wuri Handayani?
2.
Apa yang dimaksud dengan asas sepanjang
hayat?
3.
Apa yang dimaksud dengan asas kemandirian dalam belajar?
4.
Bagaimanakah penerapan asas pendidikan dilihat dari
keadaan yang ditemui?
5.
Bagaimanakah penerapan asas pendidikan pada permasalahan
yang dihadapi?
6.
Bagaimanakah pengembangan penerapan asas-asas pendidikan?
c.
Tujuan Penulisan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan
dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, yaitu:
1.
Untuk menjelaskan asas Tut Wuri
Handayani
2.
Untuk menjelaskan asas sepanjang
hayat
3.
Untuk menjelaskan tentang kemandirian
dalam belajar
4.
Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan dilihat
dari keadaan yang ditemui
5.
Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan pada
permasalahan yang dihadapi
6.
Untuk menjelaskan pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan
II. PEMBAHASAN
A.
ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan
pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya
pendidikan itu diselenggarakan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas tersebut bersumber dari kecenderungan umum pendidikan di dunia dan bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia (Umar Tirtarahardja
dan La Sulo, 1994: 117).
1. ASAS TUT WURI HANDAYANI
Asas
Tut wuri
Handayani merupakan asas pendidikan
Indonesia yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu
seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri Handayani adalah:
a. Tut wuri: Mengikuti
perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.
b. Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi (Arga, 2011,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Asas Tut wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli
bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso
Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a.
Ing Ngarso Sung
Tulada (jika di depan menjadi contoh)
b.
Ing Madya Mangun
Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi)
c.
Tut wuri Handayani
(jika di belakang mengikuti dengan awas)
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang
berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang
umum. Menurut asas ini, dalam
penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan pemimpin yang berdiri di belakang dengan
bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi
kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus
dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala
sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan
mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat
menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat
dikatakan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari
pendekatan atau cara belajar siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123)..
2. ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT
Pada dasarnya,
manusia adalah makhluk
yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang
mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang
amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu
dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi
dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat
pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang
hayat (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan
Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau
bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus:
a. Meliputi seluruh hidup setiap
individu
b. Mengarahkan kepada pembentukan,
pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c. Tujuan akhirnya adalah
mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi
untuk belajar mandiri
e. Mengakui kontribusi dari semua
pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan
informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup,
proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya
dua misi, yaitu:
1. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan
efesien dan efektif
2. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri
sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan diimplementasikan
yaitu kurikulum
yang memperhatikan
dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan
persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu
katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar
sekolah.
Perancangan
dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan
mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di
sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu
akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang
mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang
gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan
pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan
nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
3. KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar
sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani
didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk
mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat
dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap
untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan
pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu
tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama
sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur
berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta
didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru
harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber
informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan
merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri.
Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik
untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat
mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a.
Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA)
b.
Belajar dari modul,
paket belajar, dan sebagainya
c.
Belajar dengan
didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber
belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas
kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
B.
PENERAPAN
AZAS PENDIDIKAN (DI SEKOLAH DAN DI LUAR SEKOLAH) DEWASA INI
1.
KEADAAN
YANG DITEMUI
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri
Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui, yakni :
a. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
b. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
c. Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau mental) memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat
tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
d. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan
untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi
manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang
mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Qym, 2009,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Dalam kaitan asas belajar sepanjang
hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
a. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah
mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari
tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non
formal, dan informal dan berbagai
jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
b. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru
dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan
di seluruh tanah air.
c. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum
dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d. Usaha pengadaan
dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar,
perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
e. Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak
dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
2. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia
seutuhnya
f. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi
muda: kepemimpinan dan keterampilan,
kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan
keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota
masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi
di bidang olahraga.
h. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran
wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan
keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan
teknologi, keterampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka
secara singkat pemerintah telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab
tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang (Qym, 2009,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
2.
PERMASALAHAN
YANG DIHADAPI
Dalam hal penerapan asas-asas
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa masalah yang perlu
mendapat perhatian, yakni:
a.
Masalah
pendekatan komunikasi oleh guru
Dewasa ini, masih terdapat
kecenderungan
bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi demikian, pendidik
menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Bahkan, tidak jarang peserta didik
dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu arah dan rendahnya
umpan balik dari peserta didik. Komunikasi
yang demikian memberikan implikasi yang negatif
terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong
untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi yang diberikan
pendidik (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan
Ajar Pengantar Pendidikan).
b.
Masalah
peranan pendidik
Sejalan dengan pendekatan komunikasi satu arah yang
cenderung digunakan pendidik, pendidik sering
menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dominan. Tidak jarang seorang pendidik, apakah itu orang tua, guru, atau dosen menempatkan dirinya
sebagai orang yang paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan
belajar berlangsung. Padahal dalam era
komunikasi canggih ini, sumber informasi datangnya membanjir dari segala arah,
tidak hanya dari sekolah atau sejenisnya, tetapi juga bisa dari media massa
seperti televisi, radio, koran, dan bahkan dari internet. Oleh karena itu,
tidak tertutup kemungkinan bahwa orang tua, guru, atau pun dosen ketinggalan
informasi dibandingkan dengan peserta didik. Sehingga dengan demikian, seorang pendidik harus mendorong peserta
didik untuk mencari
informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
c.
Masalah
tujuan belajar
Learning to know
dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh
karena kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat
dunia semakin “sempit”, sehingga intensitas
interaksi antar manusia
semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul.
Oleh karena itu, tujuan belajar perlu
diperluas dengan learning to life together dan learnign
to be, sehingga dengan demikian apa yang
dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut
dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan lapangan kerja dan bahkan
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan
Ajar Pengantar Pendidikan).
3.
PENGEMBANGAN
PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan
asas-asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan
asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang
telah dijelaskan sebelumnya.
a.
Mengembangkan
komunikasi dua arah
Seorang guru harus mengembangkan
komunikasi dua arah untuk meningkatkan
umpan balik dari siswa. Siswa
tidak hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan
yang diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong
untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan).
b.
Menggeser
peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan
kasus yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi
informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai
pemberi motivasi kepada peserta didik. Sedangkan
sebagai organisator, pendidik membimbing peserta didik
menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah ada (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan).ss.
c.
Mengembangkan
tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning to life
together, dan learning to be.
Berbagai upaya pengembangan dalam penerapan asas-asas
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain:
1. Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
2. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi
3. Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya
bangsa
4. Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa (Qym, 2009)
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Asas-asas pokok dalam penyelenggaraan
pendidikan ada tiga, yaitu:
1.
Asas Tut Wuri Handayani, bermakna
bahwa setiap anak didik
berhak mengatur dirinya sendiri dan
guru tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk
berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa
2.
Asas belajar sepanjang hayat, hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada
pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
3.
Asas kemandirian dalam belajar, dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.
Penerapan
asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan
berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat yang bermuara kepada
kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menyesuaikan
pendekatan yang digunakannya dalam kegiatan pembelajaran.
B.
SARAN
Penulis
berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan ketiga asas pokok
pendidikan yang berlaku di Indonesia. Kita harus dapat melanjutkan perjuangan
pendidikan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Permasalahan yang
tengah kita hadapai dalam pembelajaran haruslah diselesaikan sesuai dengan
tuntunan yang telah ada. Dengan demikian, kita menjadi seorang pendidik yang
benar-benar menempatkan diri sebagai fasilitator, informator, motivator, dan
organisator.
DAFTAR RUJUKAN
Sulo, La. 1990. Penelaah Kurikulum Sekolah. Ujung
Pandang: FIP IKIP Ujung
Pandang.
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan
Ajar Pengantar
Pendidikan. Padang: FIP UNP.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo.
1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Arga, Ugik Ghandes dkk. 2011. “Landasan dan
Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”.
Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), (http://pockcoro.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta.html/, diakses pada 28 Februari 2012).
Hartoto. 2008. “Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”. Jurnal
Ilmu
Pendidikan, (Online), (http://fatamorghana. wordpress. com/2008/07/12/bab-iii-landasan-danasas-asas-pendidikan-serta-penerapannya, diakses 07 Oktober 2010).
Rangga. 2011. “Konsep Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), (http://rangga19. web. id/ konsep-pendidikan. html/, diakses pada 28 Februari 2012).
Qym. 2009. “Asas-asas Pendidikan dan Penerapannya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),
(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html/, diakses pada 28 Februari 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar