Senin, 19 Mei 2014

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA



MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
OLEH:


 WIDIA YULI HERNI          (1200590)




DOSEN PEMBIMBING: Dra. ZAIYASNI, S.Pd, M.Pd



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013  


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pengantar pendidikan yang berjudul “Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya” ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing yaitu Dra. Zaiyasni, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

                                                                                    Padang, 25 Oktober 2013

                                                                                                  penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
II.                PEMBAHASAN
A.    Asas Pokok Pendidikan
1.      Asas Tut Wuri Handayani
2.      Asas Belajar Sepanjang Hayat
3.      Kemandirian dalam Belajar
B.     Penerapan Asas Pendidikan (di sekolah dan luar sekolah) dewasa ini
                                             1.      Keadaan yang Ditemui
                                             2.      Permasalahan yang Dihadapi
                                             3.      Pengembangan Penerapan Azas-azas Pendidikan
III.             PENUTUP
A.    Simpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA


      I.            PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang Masalah
 Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang terampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah asas-asas tertentu. Asas-asas tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Di antara sejumlah asas tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga buah asas yaitu asas tut wuri handayanai, asas kemandirian dalam belajar dan asas belajar sepanjang hayat. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan.
b.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan asas Tut Wuri Handayani?
2.      Apa yang dimaksud  dengan asas sepanjang hayat?
3.      Apa yang dimaksud dengan asas kemandirian dalam belajar?
4.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui?
5.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi?
6.      Bagaimanakah pengembangan penerapan asas-asas pendidikan?

c.       Tujuan Penulisan
            Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, yaitu:
1.      Untuk menjelaskan  asas Tut Wuri Handayani
2.      Untuk menjelaskan  asas sepanjang hayat
3.      Untuk menjelaskan  tentang kemandirian dalam belajar
4.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui
5.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi
6.      Untuk menjelaskan pengembangan penerapan asas-asas pendidikan                








    II.       PEMBAHASAN
A.    ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
 Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas tersebut bersumber dari kecenderungan umum  pendidikan di dunia dan bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).
1.      ASAS TUT WURI HANDAYANI
Asas Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri Handayani adalah:
a.       Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih  dan tanpa pamrih.
b.      Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Asas Tut wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a.       Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh)
b.      Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi)
c.       Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas)
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan  pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123)..

2.      ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a.       Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.      Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c.       Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d.      Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e.       Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
1.      Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2.      Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan  diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1.      Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2.      Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
3.      KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a.       Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b.      Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c.       Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).

B.     PENERAPAN AZAS PENDIDIKAN (DI SEKOLAH DAN DI LUAR   SEKOLAH) DEWASA INI

1.      KEADAAN YANG DITEMUI
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui, yakni :
a.       Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. 
b.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
c.       Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau mental) memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
d.      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Qym, 2009, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
a.       Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
b.      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
c.       Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d.       Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
e.       Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
2.      Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
f.       Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
h.      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental. 
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang (Qym, 2009, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).

2.      PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian, yakni:
a.      Masalah pendekatan komunikasi oleh guru
Dewasa ini, masih terdapat kecenderungan bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Bahkan, tidak jarang peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu arah dan rendahnya umpan balik dari peserta didik. Komunikasi yang demikian memberikan implikasi yang negatif terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi yang diberikan pendidik (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
b.      Masalah peranan pendidik
Sejalan dengan pendekatan komunikasi satu arah yang cenderung digunakan pendidik, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai  orang yang paling dominan. Tidak jarang seorang pendidik, apakah itu orang tua, guru, atau dosen menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Padahal dalam era komunikasi canggih ini, sumber informasi datangnya membanjir dari segala arah, tidak hanya dari sekolah atau sejenisnya, tetapi juga bisa dari media massa seperti televisi, radio, koran, dan bahkan dari internet. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa orang tua, guru, atau pun dosen ketinggalan informasi dibandingkan dengan peserta didik. Sehingga dengan demikian,  seorang pendidik harus mendorong peserta didik untuk mencari informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
c.       Masalah tujuan belajar
Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakinsempit, sehingga intensitas interaksi antar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar perlu diperluas dengan learning to life together dan learnign to be, sehingga dengan demikian apa yang dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan lapangan kerja dan bahkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).

3.      PENGEMBANGAN PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan asas-asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.
a.      Mengembangkan komunikasi dua arah
Seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah untuk meningkatkan umpan balik dari siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
b.      Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Sedangkan sebagai organisator, pendidik membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah ada (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).ss.
c.       Mengembangkan tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning to life together, dan learning to be.

Berbagai upaya pengembangan dalam penerapan asas-asas pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain:
1.      Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
2.      Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
3.      Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa
4.      Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa (Qym, 2009)




PENUTUP
A.    SIMPULAN
Asas-asas pokok dalam penyelenggaraan pendidikan ada tiga, yaitu:
1.      Asas Tut Wuri Handayani, bermakna bahwa setiap anak didik berhak mengatur dirinya sendiri dan guru tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa
2.      Asas belajar sepanjang hayat, hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
3.      Asas kemandirian dalam belajar, dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.
Penerapan asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat yang bermuara kepada kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalam kegiatan pembelajaran.

B.     SARAN
Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan ketiga asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia. Kita harus dapat melanjutkan perjuangan pendidikan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Permasalahan yang tengah kita hadapai dalam pembelajaran haruslah diselesaikan sesuai dengan tuntunan yang telah ada. Dengan demikian, kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar menempatkan diri sebagai fasilitator, informator, motivator, dan organisator.


DAFTAR RUJUKAN

Sulo, La. 1990. Penelaah Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP Ujung
Pandang.
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008Bahan Ajar Pengantar
Pendidikan. Padang: FIP UNP.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Arga, Ugik Ghandes dkk.  2011. Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”.

Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), (http://pockcoro.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta.html/, diakses pada 28 Februari 2012).
Hartoto. 2008. “Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”. Jurnal
Ilmu Pendidikan, (Online), (http://fatamorghana. wordpress. com/2008/07/12/bab-iii-landasan-danasas-asas-pendidikan-serta-penerapannya, diakses 07 Oktober 2010).

Rangga. 2011. Konsep Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), (http://rangga19. web. id/ konsep-pendidikan. html/, diakses pada 28 Februari 2012).

Qym. 2009. Asas-asas Pendidikan dan Penerapannya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),







Tidak ada komentar:

Posting Komentar